Rabu, 14 September 2011

SUARA YANG DATANG DARI LERENG-LERENG GUNUNG !

SUARA  YANG DATANG DARI LERENG-LERENG GUNUNG
Di puncak  puncak Gunung !
Gerimis luruh , di lembut pangkuan bunga Edelweis,
Di sana biasa kita menanti ; matahari dinyalakan  di setiap fajar tiba ( Seperti Katamu )
Lalu kita jadi  lupa arah pulang , karena peta hidup kian mengusam ,
Menjelaga dari gigil yang tak lagi mampu mengenali getarnya.

Diantara angin , yang berebut  berlari menuruni bukit ,
Aku dengar suara mu  hadir ,
Jauh di sana! , di ujung batas pengharapan hati ,
Sore ini , hujan pun turun ,bersama kabut ,
Mungkinkah  suarama mu , akan jua sampai di sini ?

Menyusuri Lereng-lereng bukit,
Pamplet kenangan ,terhidang di kelopak mata ,
Aku ternganga !; dan kau pun ,tak mampu berkata-kata ,
Lalu rindu kita pun bergumul , memberi, jejak pada rumput
Melukis mimpi dengan bahasanya sendiri .

Luka yang mengajakku ke sini , berlayar memainkan kata !
Lalu dia pula yang mengurungku di sini !, membujuk mata , mengecupi rona senja !
Diantara lebatnya hutan-hutan cemara , kucoba arungi samudra makna ,
Sambil terbahak menertawakan setiap luka !

RY , engkaukah itu , yang membiarkan tik-tak suara jam berhenti berdetak !
Memaksa angin melenggang , mengetuk-ngetuk pintu ingatan !
Aihhh !! , mengapa pula , seribu burung turut menjerit ,
Membuat ku terjaga dari mimpi yang sempurna !
R.Y , Bila luka yang telah melahap seluruh asaku ,telah sempurna habisnya !
Temuilah puasmu , di garis awal langkah perjalananku , dan berjanjilah untuk tak lagi
Mengusik sunyiku .

Pada setiap wajah ,yang sudah tak ku ingat lagi ,lekuk-lekuk garisnya ,
Pada setiap nama ,yang tak mampu lagi ku eja  garis katanya ,
Pada setiap hati ,yang tak kupahami lagi getar sangsinya .
Pada setiap jiwa ,yang pernah member tempat bagi asa ku untuk menyala !
Kini , disini ,  sebuah puisi tentangmu terkubur ,
Di timbuni ribuan kata , yang entah kapan , akan terungkap maknanya .
Kemarau yang basah ,membawa sisa –sisa gerimis , mengecupi  gumpalan rindu ,
Yang melepuh di bakar waktu .

0 comments:

Posting Komentar